MENITINI.COM-Uni Eropa setuju membantu pencarian Presiden Iran Ebrahim Raisi dengan mengaktifkan satelit Copernicus pada Minggu (19/5/2024). Pengaktifan satelit itu atas permintaan Negara Iran.
Komisaris Uni Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenar, mengatakan aktivasi Copernicus dilakukan untuk mencari keberadaan jatuhnya helikopter yang ditumpangi oleh presiden Iran Ebrahim Raisi.
“Layanan pemetaan Copernicus diaktifkan sebagai respons cepat sehubungan dengan kecelakaan helikopter,” ungkapnya Jenar seperti dimuat TVP World.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel meyakinkan bahwa, bersama dengan negara-negara anggota Uni Eropa, dia memantau dengan cermat laporan mengenai kecelakaan helikopter tersebut. Copernicus merupakan program observasi bumi Uni Eropa yang dilaksanakan oleh Komisi Eropa bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa.
Upaya pencarian terus dilakukan di dekat kota Jolfa di timur laut Iran setelah jatuhnya helikopter yang melibatkan presiden negara tersebut.
Media Iran memberitakan, insiden itu terjadi saat Presiden Ebrahim Raisi kembali dari upacara peresmian bendungan di Sungai Arax di perbatasan Iran-Azerbaijan, yang dihadiri oleh Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Konvoi kepresidenan tersebut mencakup tiga helikopter, dua di antaranya kembali dengan selamat.
Raisi diyakini didampingi dalam helikopter yang sama oleh Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian dan Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem, perwakilan Pemimpin Tertinggi di provinsi tersebut.
Menurut kantor berita semi-resmi Tasnim, mereka yang berada di dalam helikopter bersama presiden berhasil sempat panggilan darurat.
Sejalan dengan konstitusi Iran, jika presiden meninggal, Wakil Presiden Pertama, yang saat ini adalah Muhammad Mokhber, akan mengambil alih jabatan presiden dengan persetujuan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, dan setelah 50 hari, pemilihan presiden akan diadakan.
Iran memiliki rekam jejak buruk dalam kecelakaan penerbangan, sebagian disebabkan oleh sanksi yang diberlakukan setelah Revolusi Islam pada tahun 1979, membuat negara itu kesulitan memperoleh peralatan penting yang diperlukan untuk memelihara armada udaranya.
Sejak 1979, hampir 2.000 warga Iran tewas dalam kecelakaan penerbangan, dengan 1.755 kematian melibatkan maskapai penerbangan Iran selama 44 tahun terakhir.
- Editor: Daton