Menurut Manihuruk, sekalipun sudah diumumkan namun sampai hari ini belum ada tanda-tanda membanjirnya wisatawan dari 42 negara tersebut ke Bali. Namun ia yakin jika kebijakan tersebut bisa berdampak terhadap kebangkitan pariwisata Bali dalam waktu yang tidak lama lagi. Dari jumlah negara tersebut, saat ini yang mendominasi masih berasal dari Australia. Pengguna VoA terbanyak adalah Australia. Dari 42 negara di dunia tersebut, China juga masuk dalam daftar VoA ke Bali.
“Bulan Maret ini sudah ada 2 ribu wisatawan dari berbagai negara yang masuk ke Bali. Bahkan termasuk beberapa turis asal Tiongkok, mereka sudah masuk ke Bali,” ujarnya. China dan Tiongkok masuk daftar kebijakan VoA namun turis dari kedua negara tersebut belum banyak. “Mungkin karena mereka belum tahu kalau Bali sudah bebas karantina, ada VoA. Kalau sudah tahu pasti akan kebanjiran ke Bali,” ujarnya.
Jamaruli Manihuruk mengaku, saat ini sudah ada 16 konter pelayanan keimigrasian di Bandara Ngurah Rai. Satu konter dilayani oleh 2 orang sehingga totalnya 32 orang. Jumlah ini masih mencukupi karena satu dari 16 konter tersebut bisa melayani 1250 wisatawan perjam.