DENPASAR, MENITINI.COM– DPD Vox Point Provinsi Bali, menggelar Diskusi Terbatas di Panggung Pandemi Universitas PGRI Mahadewa, Sabtu (12/12). Diskusi Terbatas mengusung tema “Sinergi Gereja Katolik, Ormas Katolik Dan Pemerintah Mewujudkan Bonum Commune di Bali”. Tampil sebagai pembicara Gubernur Bali, Wayan Koster, Pembimas Katolik, Robertus B,I Made Suryanta, Ketua Fraksi Nasdeem-PSI DPRD Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Widiada dan Ketua Komisi Kerasulan Awam Katolik Keuskupan Denpasar, RD. Martinus Emanuel Ano. Moderator Diskusi terbatas, Ryan Hendrich Dharma Wijaya.
Ketua Penitia Diskusi Terbatas, Agustinus Apollo Klasa Daton mengatakan, mengangkat tema ‘Gereja Katolik, Ormas Katolik, Dan Pemerintah Dalam Mewujdkan Bonum Commune Di Bali’bagi umat katolik maupun publik hal yang berani. Secara eksplisit, apakah ini artinya Gereja Katolik dapat terlibat di dalam dunia politik Pertanyaan tajam yang kerap dilontarkan oleh banyak pihak ini hendaknya dijawab dengan tajam.
“Gereja tentunya dapat berpolitik, namun politik yang diaktualisasikan oleh gereja dalam tata kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah politik nilai. Singkatnya, setelah konsili Vatikan II, Gereja Katolik di Indonesia tidak mundur komitmennya terhadap politik,” kata Agustninus Apollo
Ia menambahkan, dengan berdasar pada nilai – nilai injil seperti cinta kasih, kedamaian, keadilan, pelayanan, dan kesejahteraan bersama yang terwujud dalam tindakan profetis, etis, dan praktis, gereja membangun tata dunia Indonesia yang berdasar nilai – nilai injil. “Gereja terus membangun dialog bersama semua golongan dan lapisan masyarakat yang begitu plural dalam rangka mewujudkan konsep Indonesia sebagai satu rumah bersama yang adil dan sejahtera,”ujarnya
Selain Gereja Katolik, adapula Ormas Katolik. Ormas Katolik sebagaimana organiasi masyarakat yang lainnya memiliki peran di dalam menganalisis, menyikapi, menyampaikan aspirasi, serta melakukan aksi – aksi konstruktif dalam membangun kehidupan masyarakat sesuai dengan yang dicita – citakan bersama dalam Pancasila. “Sejak awal kemerdekaan Negara Republik Indonesia, Ormas Katolik semisal Pemuda Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Wanita Katolik Republik Indonesia telah melakukan aksi – aksi yang memberi warna,” kata wartawan Surat Kabar POS BALI ini.
Diskusi Terbatas ini diikuti diikuti sejumlah Ormas Katolik dan organisasi profesi Katolik di Keuskupan Denpasar seperti Pemuda Katolik Bali, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cab. Denpasar, Wanita Katolik Republik Indonesia Bali (juga mencakup NTB), Ikatan Sarjana Katolik Bali, Vox Point Bali dan Solidaritas Jurnalis Katolik Bali (SJKB).
Berkembangnya Gereja Katolik maupun Ormas Katolik di Bali menjadi tantangan tersendiri bagi Gereja Katolik dan Ormas – Ormas Katolik untuk dapat secara nyata memberikan kontribusi konkrit serta berdampak bagi kesejahteraan masyarakat maupun kemajuan pulau Dewata ini. “Sebagai salah satu elemen masyarakat yang ada, Gereja Katolik dan Ormas Katolik pada prinsipnya tidak dapat berjalan sendiri dalam usaha untuk mewujudkan bonum commune bagi masyarakat,”kata Apollo sapaannnya
Kegiatan ini lanjutnya, bertujuan membuka ruang komunikasi antara Gereja Katolik, Ormas Katolik, dan Pemerintah Provinsi maupun Daerah Bali. Mendorong Gereja Katolik, Ormas Katolik, dan Pemerintah Daerah agar semakin aktif berinteraksi dalam membangun kesejahteraan masyarakat Bali. Memberi masukan, usul, kritik, dan saran secara terbuka dalam konsep maupun gerakan dalam membangun Bali. poll