DENPASAR, MENITINI.COM – Kemunculan cacar monyet yang kembali mewabah di penjuru dunia menimbulkan berbagai pertanyaan. Banyak pakar kesehatan mengatakan kasus cacar monyet tidak seharusnya membuat panik. Virus ini memang jauh lebih menular daripada COVID-19 namun jarang berakibat fatal, tetapi berkembang menjadi wabah adalah hal yang sangat tidak biasa. Namun haruskah Anda panik dengan kehadirannya ketika sudah ada himbauan pelonggaran masker?
Apa itu Cacar Monyet?
Kasus cacar monyet pertama kali terjadi pada tahun 1970. Saat itu hanya terjadi di luar Afrika Tengah dan Afrika Barat ketika seorang pelancong terinfeksi secara lokal dan membawanya kembali kerumah. Namun, kasus itu tidak berkembang menjadi wabah meluas. Dalam kasus lain yang jarang terjadi, penularan terjadi akibat pemilik hewan eksotis yang terinfeksi. Sejauh ini hewan seperti hewan pengerat diyakini sebagai sumber penularan. Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] mengatakan kasus meningkat di negara-negara non-endemik, tanpa hubungan kuat dengan riwayat perjalanan atau hewan yang diidentifikasi dalam sebagian besar kasus.
Spekulasi Kemunculan Kembali Wabah
Salah satu spekulasi yang muncul adalah perlindungan dari vaksin cacar yang mulai berkurang. Profesor Raina MacIntyre, kepala program biosekuriti Institut Kirby, mengatakan bahwa berkurangnya kekebalan dari vaksinasi cacar mungkin berkontribusi pada meningkatnya wabah cacar monyet di seluruh penjuru dunia. Perlu diingat, saat ini sudah lebih dari 40-50 tahun sejak vaksinasi massal cacar monyet terakhir. Seperti pada kondisi lain, vaksin juga menawarkan fungsi perlindungan, baik terkait kasus baru maupun menurunkan tingkat kegawatannya. Sebenarnya, salah satu penelitian dalam Neglected Tropical Diseases pada bulan Februari sudah memperingatkan kasus cacar monyet yang mulai meningkat. Pada penelitian itu juga mengkritisi rentang waktu penghentian vaksinasi cacar yang sudah cukup lama dan pernyataan WHO bahwa penyakit telah musnah. Belum lagi, fakta bahwa beberapa negara seperti Australia, malah tidak pernah mengalami vaksinasi cacar massal.
Apakah terjadi Mutasi Virus Cacar Monyet?
Penyebaran dari manusia ke manusia sejauh ini tidak mudah. Sebuah studi menemukan hanya 3% dari kontak dekat yang akan terinfeksi. Tetapi peningkatan kasus dengan cepat akhir-akhir ini terbilang cukup aneh. Kemungkinan bahwa virus mungkin telah bermutasi sehingga membuat penularan antar individu dapat melebihi 3%. Namun, masih banyak data dan analisis laboratorium untuk mengkonfirmasi hal ini. Teori-teori akan terus bermunculan sampai analisis berhasil mengkonfirmasi sekuens dan kemungkinan mutasi dari virus yang beredar. Perlu diingat, meskipun telah ada selama beberapa dekade, cacar monyet tetap dianggap sebagai penyakit langka. Artinya selalu ada lebih banyak hal untuk dipelajari dan dikembangkan terkait penanganannya.
Situasi Ideal bagi Virus
Cacar monyet yang menyebar antar manusia sejauh ini akibat kontak fisik yang dekat dengan seseorang yang bergejala. Virus dapat menyebabkan lesi berisi nanah pada kulit yang bergerombol. Kontak dengan cairan atau nanah dapat berpotensi menyebarkan dan menularkan virus. Kontak ini termasuk kontak dari pakaian, tempat tidur, dan peralatan mandi yang terkontaminasi. Pada beberapa kasus terdapat ruam atau luka di area mulut. Harap kurangi kontak mulut dan tangan serta berciuman dengan orang lain jika Anda mengalami gejala serupa.