Surat itu menyebutkan dengan memperhatikan perkembangan covid di tingkat global & nasional terutama dari varian omicron yg tingkat penyebaranya sangat tinggi serta mempertimbangkan hasil survey kehadiran (in person) para delegasi G20, maka 2nd FCBD & 1st FMCB dipindahkan dari Bali ke jakarta.
Surat itu ditandatangani oleh Rudi Rahmadi sekretaris 1 panitia G-20 bidang logistik.
“Dari surat tersebut jelas terlihat adanya inkonsistensi jadwal dan menunjukkan sesuatu yang kurang pada Bali, meskipun kita tahu bahwa kegiatan G-20 puncaknya adalah G20 Leader’s Summit 11/2022,” kata Puspa Negara
Sesuai jadwal Bali mendapat 35 agenda termasuk puncak G20, kota lain mendapat agenda G20 sbb: Bogor 2, Surabaya 6, Jogya 14, Solo 1, Jakarta 16, Labuan Bajo 7, Medan 2, Lombok 7, Manado 4. Jadi untuk Bali berkurang 1 agenda di bulan February 2022. “Meski agenda ini termasuk dalam pra KTT G-20 tetap saja pembatalan ini memunculkan tanda tanya, kekagetan & kekecewaan, karena sepertinya Bali tidak siap atau Bali sengaja di lemahkan di tengah harapan besar masyarakat bali menyukseskan semua rangkaian KTT G20 di Bali,” katanya lagi.
Bagi APPMB sejauh ini untuk suksesnya G-20 rakyat Bali begitu bersemangat terlebih insan pariwisata begitu patuh baik terhadal prokes maupun himbauan karena ingin Bali lebih cepat pulih dari keterpurukan ekonomi.