Senin, 25 November, 2024

Warga Intaran Tolak LNG, Tapi Bali Butuh Energi Bersih

Pemerhati lingkungan hidup Ketut Gede Darma Putra saat diminta komentarnya soal LNG, Rabu (29/6/2022). M-006
Pemerhati lingkungan hidup Ketut Gede Darma Putra saat diminta komentarnya soal LNG, Rabu (29/6/2022). (Foto: M-006)

Terkait pemilihan lokasi proyek terminal gas yang belakangan diributkan, Dharma Putra pun mengingatkan bahwa Bali pernah memiliki pengalaman bagaimana mengelola kawasan proyek dengan melakukan program recovery lingkungan dengan pendekatan sosial budaya yang tepat. Sebutlah, proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP), Proyek Pengamanan Pantai Sanur, Kuta, Nusa Dua dan Tanah Lot (Bali Beach Conservation Project), pembangunan waduk, instalasi pengolahan sampah di Denpasar, yang ekses negatifnya mampu diminimalisasi. “Yang penting, setiap proyek harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan alam Bali, agar tetap selaras dengan prinsip-prinsip Tri Hita Karana. Manusia Bali tidak bisa lepas dari harmonisasi manusia-lingkungan sebagai bentuk yadnya kepada Tuhan,” imbuhnya.

Dharma Putra yang memperoleh gelar Magister Kimia Kelautan dari University of Wollongong, New South Wales, Australia dan gelar doktor di Bidang Budaya dan Lingkungan dari Universitas Udayana ini menyadari bahwa setelah melewati fase perencanaan gagasan, muncul kendala-kendala di lapangan. 

“Di Indonesia harus diakui persoalan penentuan lokasi proyek sering menimbulkan masalah karena kita belum memiliki suatu sistem data terintegrasi terkait lokasi dan statusnya. Dari blueprint tersebut kemudian didetailkan ke masing-masing titik lokasi, berupa detail engineering design,” urainya. 

Oleh karena itu, menurutnya, perlu kajian/analisis lingkungan hidup strategis pada rencana di lokasi tersebut. Terkait reaksi dari masyarakat Sanur terhadap rencana pembangunan terminal, Dharma Putra dapat memahami dinamika pada level grass root tersebut. Kekhawatiran masyarakat harus didengar dan diserap oleh para pemangku kebijakan, eksekutif, legislatif, maupun pelaksana pekerjaan. Berdasarkan pengalaman seringkali persoalan ini muncul akibat kurangnya komunikasi dan sosialisasi di antara para pihak dengan masyarakat. 

“Perlu kajian sosial budaya yang mendalam sebelum sebuah proyek dikerjakan,” ujarnya. Dharma Putra sejak tahun 1991 melakukan penelitian utama dan kegiatan profesionalnya adalah dalam studi terkait lingkungan seperti pengelolaan dan pemantauan lingkungan, penilaian dampak lingkungan, pembangunan hijau, pariwisata hijau, pengelolaan pesisir terpadu, dan pembangunan berkelanjutan. M-006