DENPASAR, MENITINI.COMÂ – Adanya kekecewaan masyarakat di Tanjung Benoa terkait cara kerja kontraktor pada proyek penataan Pantai Tanjung Benoa ternyata telah mendapatkan atensi dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida.
Selain memanggil dan membriefing pihak terkait, masukan masyarakat yang disampaikan Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made ‘Yonda’ Wijaya akan menjadi evaluasi terkait kontraktor.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) PJSA BWS Bali Penida, I Wayan Riasa dikonfirmasi Selasa (11/7) mengaku memaklumi keluhan masyarakat. Pihaknya telah menindaklanjuti hal tersebut. Selain memberikan peringatan, juga telah meminta kontraktor bekerja memperhatikan dinamika di lapangan. “Kami meminta maaf atas kondisi tersebut. Kami telah memperingatkan pihak terkait dan bertanggungjawab atas pengerjaan di lapangan. Tentu masukan masyarakat untuk mengevaluasi rekanan akan menjadi pertimbangkan kami ke depan,” ujarnya.
Dipaparkannya, pengerjaan proyek di Pantai Tanjung Benoa target rampung September 2023. Adapun proyek di sana berupa penambahan pasir, pembuatan balai nelayan, pemasangan paving di area parkir bus dan pura prajapati, pembuatan dua candi bentar, wantilan dan pembuatan jalan setapak.
Saat ini, semua pasir yang akan dipergunakan untuk menata pesisir yang abrasi telah dikumpulkan pada stockpile. Namun hal itu belum dihampar untuk menata pesisir, karena masih menunggu batu revetment. Pasir tersebut diambil dari gundukan pasir pantai di Tanjung Benoa dan sisanya dari stockpile Pantai Mertasari.
Sedangkan untuk pembuatan balai nelayan sudah dikerjakan 3 unit, dari 6 unit pengadaan. Untuk pemasangan paving, saat ini masih menunggu proses pencetakan. Begitupula terkait kayu Jati yang akan menjadi pilar balai wantilan juga masih didatangkan dari pulau Jawa. Untuk pengerjaan jalan setapak (walk way), hal itu tidak sepenuhnya dikerjakan.
Pengerjaan walk way hanya menyentuh sisi selatan (sebelah Pasifik Bahari) yang akan nyambung ke Pandawa Watersport. Nantinya pengadaan walkway rencananya akan dilanjutkan oleh pihak desa adat. Sedangkan pengadaan growing tidak jadi dilaksanakan, dialihkan pengerjaan penataan di area lain yang diusulkan desa adat. “Dari kajian kami, growing itu tidak terlalu dibutuhkan sebenarnya, karena membahayakan daerah lain. Itu sudah kami informasikan, sehingga dialokasikan penataan pada titik lain yang diusulkan desa adat Tanjung Benoa,” jelasnya.
Pada umumnya, penataan di pesisir Tanjung Benoa sebenarnya tidak mengalami kendala. Sebab masyarakat sangat mendukung dan pihaknya telah mempertimbangkan dinamika wilayah. Berdasarkan masukan warga dan dinamika wilayah, pengerjaan dimulai dari jam pukul 15.00 Wita sampai jam 20.00 Wita.
Ia berharap dukungan dari masyarakat masih tetap terjalin dengan baik, walaupun sempat terjadi keluhan dan kekecewaan di lapangan. Pihaknya mengaku optimis dengan pengerjaan proyek dapat selesai sesuai target. Dimana pengisian pasir ditarget sampai akhir Juli, sedangkan pengerjaan pada sisi darat berlangsung sampai akhir September 2023.
Disisi lain, untuk penataan di Pantai Selagan Nusa (Nusa Dua) secara kasatmata sudah selesai dikerjakan. Namun hal itu belum bisa dipastikan progresnya karena masih menunggu hasil pengukuran pihak pelaksana.
Untuk pengerjaan jalan setapak yang rusak akan dikerjakan oleh pihak ITDC selaku pengelola kawasan. Saat ini pekerjaan masih difokuskan di Pantai Tanjung Benoa, setelah itu dilanjutkan ke Pantai Mertasari untuk pengisian pasir pada bulan Agustus. Hingga nantinya ketiga proyek yang masuk dalam Paket 3A Adaptasi Pantai Nusa Dua – Tanjung Benoa – Sanur itu selesai pada akhir September 2023. (M-003)
- Editor: Daton
Temukan dan ikuti Berita-berita Menitini di Google Berita |
Berita Lainnya:
- Plt. Bupati Badung Hadiri Acara Gathering Forum TJSP
- Lomba Sambung Lagu Meriahkan HUT KORPRI dan PGRI di Jembrana
- Pemerintah Putus Aliran Dana Transaksi Judi Online
- Aturan Global dan Kerja Sama Multi Pihak, Kunci Mengatasi Polusi Plastik
- Lawatan ke Inggris, Presiden Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS