Sabtu, 23 November, 2024

Warga Keluhkan Sapi Berkeliaran di Jalan Nusa Dua Selatan

Kondisi sapi yang dilepasliarkan di Jalan Nusa Dua Selatan.

NUSA DUA MENITINI.COM – Masyarakat di Nusa Dua Selatan menyoroti keberadaan sapi yang berkeliaran di jalan raya oleh pemiliknya.

Selain membahayakan pengendara, terkadang gumpalan kotoran sapi juga ada di sepanjang jalan, bahkan sampai masuk ke area Pura Geger Dalem Pemutih.

Untuk itu pemerintah desa diharapkan dapat menyikapi permasalahan ini demi kenyamanan bersama.

Bendesa Adat Peminge, Made Warsa dikonfirmasi Rabu (3/7) kemarin membenarkan sapi berkeliaran sepertinya dilepas oleh pemiliknya.

Kawanan Sapi tersebut sering menyeberang jalan, sehingga rawan memicu kecelakaan pengendara. Selain itu, sapi juga sering berak sembarangan di jalan sehingga menimbulkan bau dan estetika wilayah menjadi kurang elok. Tidak jarang kawanan sapi juga masuk ke Pura Geger dan kotoran sapi di sepanjang jalan menuju pura.

Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita Kunjungi Booth Ford di GAIKINDO Jakarta Autoweek 2024

Plt. Bupati Badung Hadiri Acara Gathering Forum TJSP

Lomba Sambung Lagu Meriahkan HUT KORPRI dan PGRI di Jembrana

Pemerintah Putus Aliran Dana Transaksi Judi Online

"Jumlahnya sapi cukup banyak. Kondisi ini membuat warga kami khawatir. Selain berak di jalan, sapi ini juga terkadang nyebrang jalan mendadak," ujarnya.

Ia mengakui masalah itu sebenarnya bukan hal baru. Dulu sudah sempat dilaporkan kepada lurah sebelumnya, namun belum juga ada penyelesaian tuntas.

Pihaknya sendiri pernah berupaya melakukan penelusuran dan pendekatan kepada warga yang pemilk sapi. "Dulu kita pernah melakukan pendekatan kepada pemilik sapi. Yang bersangkutan merupakan warga di luar desa adat yang mondok di sepanjang jalan sekitar. Ada yang mengaku punya sapi, ada yang tidak mengaku. Ini yang sulit kami ketahui,” ujarnya.

Kondisi tersebut sangat rawan bagi wilayah, terlebih pernah ada kejadian warga menabrak sapi yang sedang menyeberang.

Untuk itu pihaknya berharap agar instansi yang memiliki kewenangan atas hal tersebut bisa memberikan atensi. Hal tersebut juga sudah disampaikan kepada Camat dan Lurah Benoa agar meneruskan dan mengkomunikasikan ke Dinas terkait.

Jika masalah tersebut berlarut, pihaknya mengaku tidak segan meringkus sapi tersebut karena tidak ada yang mengaku sebagai pemilik.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Benoa Wayan Karang Subawa tidak menampik adanya laporan tersebut. Pihaknya mengaku segera menelusuri dan mencari tahu seperti apa kondisi di lapangan,

"Kita akan telusuri dulu. Setelah kita ketahui persis, kita coba mediasi. Terkadang peternak karena merasa ada kawasan terbuka hijau itu langsung dilepasliarkan, tapi kita akan pastikan dulu biar tidak salah," jelasnya. (M-003)

  • Editor: Daton